<aside>
💡
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَࣖ
Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.
</aside>

<aside>
💡
- Ayat ini menerangkan janji yang mulia dari Allah kepada orang-orang mukmin yang berjihad di jalan-Nya dengan mengorbankan jiwa dan hartanya serta menanggung siksaan dan rintangan. Oleh karena itu, Allah akan memberi mereka petunjuk, membantu mereka membulatkan tekad, dan memberikan bantuan, sehingga mereka memperoleh kemenangan di dunia serta kebahagiaan dan kemuliaan di akhirat kelak.
- Makna jihad dalam ayat 69 ini ialah melakukan segala macam usaha untuk menegakkan agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya, termasuk juga memerangi orang-orang kafir yang memerangi umat Islam.
- Menurut Abu Sulaiman ad-Darani, jihad di sini bukan berarti memerangi orang-orang kafir saja, melainkan juga berarti mempertahankan agama, dan memberantas kezaliman. Adapun yang utama ialah menganjurkan perbuatan makruf, melarang dari perbuatan yang mungkar, dan memerangi hawa nafsu dalam rangka menaati perintah Allah.
- Mereka yang berjihad itu dijanjikan Allah jalan yang lapang. Janji ini pasti akan terlaksana, sebagaimana firman-Nya: Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau (Muhammad) beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman. (ar-Rum/30: 47)
- Dalam ayat ini diterangkan bahwa orang-orang yang berjihad di jalan Allah itu adalah orang-orang yang berbuat baik (muhsin). Hal ini berarti bahwa segala macam perbuatan, sesuai dengan yang digariskan Allah dalam berjihad itu, adalah perbuatan baik. Dinamakan demikian karena orang-orang yang berjihad itu selalu berjalan di jalan Allah.
- Orang-orang yang tidak mau berjihad adalah orang yang tidak baik, sebab ia telah membangkang terhadap perintah Allah untuk melakukan jihad. Orang itu adalah orang yang sesat, karena tidak mau meniti jalan lurus yang telah dibentangkan-Nya.
- Dalam ayat ini dinyatakan bahwa Allah selalu beserta orang-orang yang berperang di jalan-Nya, memerangi hawa nafsu, mengusir semua bisikan setan dari hatinya, dan tidak pernah menyia-nyiakan ajaran agama-Nya. Pernyataan ini dapat menenteramkan hati orang yang beriman dalam menghadapi orang-orang kafir dan membangkitkan semangat mereka berjuang di jalan-Nya.
- Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berjihad untuk mencari keridaan Allah, pasti akan ditunjukkan kepada mereka jalan-Nya. Dari ayat ini dipahami bahwa lapangan jihad yang luas bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, berupa perkataan, tulisan, dan pada situasi tertentu dapat dilakukan dengan senjata. Karena luas dan banyaknya lapangan jihad berarti banyak sekali jalan-jalan yang dapat ditempuh seorang mukmin untuk sampai kepada keridaan Allah, asal semua jalan itu diniatkan untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan kebaikan.
</aside>
<aside>
💡
- Dan orang-orang Mukmin yang berjuang melawan musuh-musuh Allah, jiwa dan setan, dan mereka bersabar menghadapi fitnah-fitnah dan gangguan di jalan Allah, Allah akan memberikan hidayah kepada mereka menuju jalan-jalan kebajikan dan meneguhkan mereka di atas jalan yang lurus.
- Dan orang yang bersifat demikian, maka dia merupakan orang yang telah berbuat baik kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Dan sesungguhnya Allah benar-benar menyertai orang yang berbuat baik dari makhlukNya dengan pertolongan, dukungan, perlindungan dan pemberian hidayah.
</aside>
<aside>
💡
- Berkata Abbas bin Ahmad pada firman Allah ta'ala: { وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا } "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" Yakni: orang-orang yang mereka mengerjakan dari apa yang mereka ketahui dari agama ini, maka kami tunjukkan kepada mereka kepada perkara yang tidak mereka ketahui.
- Telah disebutkan pada ayat lain dari Al-Qur'an yang menjelaskan bahwasanya kebaikan kedua boleh jadi adalah pahala dari kebaikan pertama yang dilakukan, sebagaimana keburukan kedua boleh jadi adalah akibat dari keburukan pertama yang dilakukan, sebagaimana Allah ta'ala berfirman: { وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا } "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" Dan Allah ta'ala juga berfirman : { ثُمَّ كَانَ عَٰقِبَةَ ٱلَّذِينَ أَسَٰٓـُٔوا۟ ٱلسُّوٓأَىٰٓ أَن كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ بِهَا يَسْتَهْزِءُونَ } "Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya".
- { وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا } "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" Memperbanyak latihan pada satu keterampilan akan mengubahnya menjadi kepemilikan' sehingga ia akan menetap pada diri seseorang sebagai sosok yang mapan dan kepemilikan yang kuat.
- Allah ta'ala berfirman: { وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا } "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami" Allah ta'ala menyandingkan kata hidayah dengan jihad, hal ini dapat kita fahami bahwa manusia yang paling sempurna petunjuk yang ia dapatkan adalah dia yang paling besar jihadnya, dan jihad yang paling utama adalah: jihad melawan diri sendiri, dan jihad melawan hawa nafsu, dan jihad melawan syaithon, dan jihad melawan fitnah dunia, maka barangsiapa yang berusaha menaklukan empat perkara ini untuk Allah ta'ala, niscaya Allah ta'ala akan memberikan petunjuk untuknya berupa jalan keridhoanNya yang membawanya kepada surganya Allah ta'ala, dan barangsiapa yang meninggalkan jihad, akan terlewatkan baginya petunjuk tergantung sebesar apa ia meninggalkan jihad.
- Tiga tingkatan bagi siapa yang ingin benar-benar meinkmati indahnya agama ini:
1- Tinggalkan apa yang pernah kamu nikmati sebelum anda mencintainya, dan anda akan merasa terpaksa untuk menelannya pada awal percobaan, dan itu adalah mujahadah { وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا }.
2- Jika anda merasa ada peningkatan pada kecintaan maka anda telah memperjuangkan untuk agama keridhoan dan ketaatan, dan pada bagian ini anda sudah mencicipi kenikmatannya.
3- Jika anda merasa ada peningkatan pada kecintaan maka anda telah memperjuangkan untuk agama dengan merasa bahwa diri anda sangatlah hina dan rendah, dan pada bagian anda telah benar-benar menikmati agama ini.
- Ramadhan merupakan peluang besar untuk saling berlomba, dan untuk mencapai tujuan tergantuk seberapa besar pengorbanan, Allah ta'ala berfirman: { وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا } "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami"
- Barangsiapa yang menginginkan kemulian tanpa ketekunan sungguh ia telah menghabiskan umurnya untuk suatu kemustahilan.
</aside>
<aside>
💡
- “dan orang-orang yang berjihad untuk di jalan Kami,” yaitu mereka yang berhijrah fi sabilillah dan berperang melawan musuh-musuh mereka serta mengorbankan segenap kemampuan mereka dalam rangka mencari keridhaanNya, “benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami,” maksudnya, jalan-jalan yang dapat mengantarkan mereka kepada Kami.
- Hal itu karena mereka adalah orang-orang yang berbuat kebajikan, sedangkan Allah selalu bersama orang-orang yang berbuat kebajikan; memberikan pertolongan, kemenangan, dan hidayah.
- Hal ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mungkin mendapatkan kebenaran adalah para pejuang (mujahid); dan siapa saja yang berbuat ihsan di dalam mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya, niscaya dia ditolong oleh Allah dan dimudahkan baginya segala sebab yang dapat mengantarnya kepada hidayah; dan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh dan berijtihad dalam menuntut ilmu syar’I, maka dari hidayah dan pertolongan itu ia akan memperoleh perkara-perkara ilahi yang berada di luar jangkauan kemampuan kesungguhannya, masalah ilmu dijadikan mudah baginya.
- Karena sesungguhnya mencari ilmu syar’i itu termasuk jihad fi sabillillah, bahkan ia merupakan salah satu dari dua bentuk jihad yang tidak akan mampu melakukannya kecuali manusia-manusia pilihan.
- Ia merupakan jihad dengan perkataan dan lisan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan jihad dalam rangka mengajarkan permasalahan agama, dan dalam rangka mengembalikan pertikaian orang-orang yang berselisih kepada yang benar, sekalipun mereka adalah orang-orang Muslim.
</aside>
<aside>
💡
- Mereka adalah orang-orang yang berhijrah di jalan Allah dan berjihad melawan musuh mereka. Mereka mengerahkan kemampuannya untuk mencari keridhaan-Nya.
- Yakni yang menyampaikan mereka kepada Kami, karena mereka adalah orang-orang yang berbuat ihsan.
- Dengan memberikan bantuan, pertolongan dan hidayah. Ayat ini menunjukkan, bahwa orang yang layak mendapatkan kebenaran adalah orang yang sungguh-sungguh, dan bahwa orang yang berbuat ihsan dalam melaksanakan perintah Allah, maka Dia akan membantunya serta memudahkan sebab-sebab hidayah.
- Ayat ini juga menunjukkan, bahwa orang yang bersungguh-sungguh mencari ilmu syar’i, maka dia akan mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah. Di samping itu, mencari ilmu merupakan salah satu di antara dua jihad, di mana tidak ada yang melakukannya kecuali manusia-manusia pilihan.
- Yang pertama yaitu jihad dengan ucapan dan lisan kepada kaum kafir dan munafik, jihad untuk berusaha mengajarkan agama dan membantah orang-orang yang menyelisihi yang hak, sedangkan yang kedua adalah jihad fisik (perang). Selesai tafsir surah Al ‘Ankabut dengan memuji Allah dan dengan pertolongan-Nya.
</aside>